Rabu, 25 April 2012

Menconteklah dengan Benar

Selama ini ketika kita mendengar kata "mencontek" yang ada dalam bayangan kita adalah sebuah bentuk kata dengan konotasi yang buruk, apalagi saat-saat ujian seperti sekarang, kata mencontek selalu menjadi perbincangan menarik di media cetak maupun media elektronik seperti televisi dan website.



Tak jarang saat-saat ini siaran televisi menceritakan seorang siswa yang kedapatan mencontek melalui SMS lah.., kemudian ada juga yang menuliskan pada pahanya lah…, yang menarik, kalau paha-nya putih sih oke-oke saja, lha kalau yang pahanya hitam?? Mau nulis pake pulpen putih? Emang ada? beruntung saya belum mendengar ada cerita seorang siswa kedapatan mentato lengannya dengan jawaban Ujian Nasional (baca:contekan), pasti seru ya? anda berminat?

Kelakuan mencontek para siswa ini menjadi biang kerok dari kata "mencontek" itu sendiri, kata mencontek menyebar melalui media kemudian di dengar, lalu dirasakan oleh pendengar karena ia melihat fakta-fakta yang terjadi tentang mencontek dan akhirnya… masuk kedalam alam bawah sadar manusia dan menjadikannya kata "mencontek" sebagai kata dengan konotasi negatif.

Penulis tidak hendak mengajarkan mencontek, tapi mencoba merubah paradigma (sudut pandang) yang berbeda tentang "mencontek", bahwa tidak selamanya mencontek adalah perbuatan yang negatif [setelah teman-teman membaca semua tulisan ini].

Teman-teman mungkin ada yang pernah melihat film dokumenter karya Harun Yahya atau membaca bukunya yang berjudul Teknologi dari Alam, teman-teman akan melihat bahwa sebagian besar produk teknologi yang muncul adalah "contekan" terbesar dari alam. Bagaimana sebuah benda dapat diterbangkan, misalkan pesawat yang merupakan contekan dari burung kemudian bagaimana sebuah kapal laut mampu melihat karang-karang (benda-benda) dibawah laut dengan teknologi sonar? itu juga merupakan contekan dari lumba-lumba, ada banyak sekali produk yang dihasilkan dari contekan alam, dan penulis yakin teman-teman mampu untuk menyebutkannya bahkan bisa menjelaskannya lebih dari yang saya tahu, lalu apakah mencontek masih merupakan kegiatan yang negative? \('_')// laanjuut gaan…

Hakikatnya seorang manusia memang tidak mampu menciptakan sesuatu karena yang mampu menciptkan adalah Allah SWT (tuhan), manusia hanya bisa mencontek kemudian mengembangkannya karena itu Allah menciptakan kita akal untuk berfikir yang berguna untuk mengembangkan agar dunia ini bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh kita.

Dalam diri kita harus ditanamkan bahwa kegiatan mencontek harus dikembangkan, dikembangkan dalam arti Anda adalah orang bodoh jika anda membuat sesuatu yang sama dengan orang lain. Jika anda mencontek 100% dari orang, maka anda harus mengembangkannya menjadi 900% dari anda, sehingga nilai produk orang lain hanya 10% dari 100% produk Anda, hebat bukan? Anda bisa membuat sesuatu yang menjadi milik anda hanya dengan mencontek milik orang lain. Lebih baik kita mencontek dan mengembangkan produk orang lain dari pada kita menjadi pengguna produk orang lain. Karena jika kita menjadi pengguna produk orang lain, maka kita akan terjerat dalam "consumerism traps" yaitu jebakan konsumerisme yang berakhir menjadi masyarakat yang konsumtif. Jika demikian lalu apa bedanya kita dengan sapi ternak yang tidak punya akal? yang hanya menjadi bahan eksploitasi untuk diambil susunya kemudian jika sudah habis maka akan di sembelih untuk dijual dagingnya.

Saya masih ingat ketika masa SD dulu saat kelas 5, teman-teman 1 kelas ditanya oleh Bapak guru, beliau bertanya tentang apa yang akan kita buat nanti, teman-teman yang lain banyak menjawab ingin membuat pesawat, ingin membuat mobil dan Saya dengan jawaban bodohnya menjawab ingin membuat Doraemon (saya penggila doraemon sejak kecilJ ), tapi bukan ini yang hendak saya ceritakan melainkan kesimpulan beliau bahwa jika kita ingin membuat sesuatu yang sudah ada maka buatlah lebih dari yang kamu inginkan saat itu.

Jadi conteklah apa yang kamu lihat, bongkar isinya perhatikan dan pelajari lalu kembangkan!. Mungkin setelah teman-teman membaca ini teman-teman akan mempertanyakan seharusnya kata-kata yang digunakan adalah "contoh" bukan "contek", tapi saya berkeinginan tidak ada lagi kata negative dalam pikiran bawah sadar kita, karena kata negative selalu menjadi dinding penghalang yang akan membuat kita tidak mampu berkembang.

Kedepan saya berharap Ujian Nasional tidak lagi dengan pilihan ganda, tapi siswa diberikan soal yang sama berbentuk sebuah kasus untuk kemudian dipecahkan dengan tool (alat) yang sudah ada lalu dikembangkan, jawaban dengan pengembangan terbaik adalah yang lulus, dan jawaban yang standar atau sama persis itu yang gagal. Jadi siswa boleh mencontek sesukanya. Kemudian produk-produk yang kita gunakan saat ini juga adalah produk yang kita buat dan kembangkan sendiri, buatan Indonesia. Tidak masalah itu dari mencotek minimal kita mampu membuatnya lebih baik dari orang lain. Hidup mencontek!! Itulah mencontek yang benar!!

Incoming Search:

music, pulsa elektrik, grup band, rahasia sukses, bisnis, ekonomi, teknologi cyber, lifestyle, wisatawan, accessories, murah, balapan, kendaraan, kecelakaan mobil, cara memulai bisnis online, sport, bilboard, acara entertainment, broker forex, bisnis, urban lifestyle, komunitas bisnis, facebook, clickbank, bisnis internet, jakarta, racing, gitar, ngemil, bisnis indonesia, tutorial, sex, rumah, media, model, promosi online, bisnis waralaba, ekonomi bisnis, drama, listrik, power, media, seks, bisnis online, online, produk, otomotif, motor, peluang usaha, obat, knalpot racing, seragam batik, job vacancy, band, balap, rpm. media player, knalpot, jamu, gratis, perjalanan, berbisnis, murah senyum, lowongan pekerjaan, gubernur, gratis isi, lowongan kerja, suami, iklan baris, iklan, indonesia, forex trading, forex, koki, bisnis forex, london, tanggung jawab, tablet apple, boneka mainan bandung, hamil muda, tumor, relasi bisnis, album, modifikasi motor, peluang bisnis, pasang iklan, pulsa murah, lagu, relasi bisnis, motor sport, ukuran penis, tanda kehamilan, bisnis online gratis, acara musik, teknologi komunikasi, iklan bisnis gratis, belajar bisnis online, dunia hiburan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More